Petarung AA Boxer |
Pertarungan dan Seni Gerak
SEBAGAI olah raga prestasi, tarung derajat juga dipertandingkan di event
resmi, seperti pada Kejuaraan Nasional "Piala Presiden" yang disaksikan
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono beberapa waktu lalu. Melengkapi
pembahasan gerak dan jurus, pada edisi ini akan diperkenalkan sebagian
aturan pertandingan tarung derajat.
Pertandingan tarung derajat, diatur dalam 28 pasal "Peraturan Pertandingan", "Petunjuk Teknik Tarung", dan "Petunjuk Seni Gerak".
Peraturan Pertandingan mengatur:
- Perlindungan Petarung (Pasal 1), yang terdiri dari alat pelindung bagian tangan (hands box), pelindung gigi (gumseal), dan pelindung selangkangan (testicural protector). Arena pertarungan, peralatan petarung, peralatan kejuaraan diatur dalam pasal 2, 3 dan 4.
-
Penimbangan berat badan dan pemeriksaan kesehatan (Pasal 5), yang
antara lain pernyataan sehat untuk bertarung oleh dokter. Dalam pasal
ini juga diatur pembagian kelas perorangan, beregu dan pemula. Undian
dan bye (pasal 6), Urutan acara pertarungan (pasal 7), Ronde (pasal . Dalam pertemuan teknik, diatur tes kesehatan, penimbangan berat badan, undian dan nomor urut tarung. Terakhir adalah penjelasan teknik tentang aturan-aturan yang harus disepakati bersama.
-
Pembantu petarung atau ofisial diatur dalam pasal 9, yang merinci
petunjuk apa yang boleh dan apa yang dilarang dilakukan ofisial. Wasit,
juri, hakim, petugas, pengawas dan petugas pencatat waktu pertandingan
diatur dalam pasal 10, 11, 12, 13, 14, 15 yang di dalamnya termasuk
mengatur netralitas, tugas, kekuasaan, peringatan dan pelanggaran,
teguran, dll. Sementara protes diatur dalam pasal 16. Kelengkapan
pertandingan lain, seperti Medis diatur dalam pasal 17.
-
Pasal 18 mengatur soal keputusan-keputusan serta kondisi-kondisinya,
antara lain menang angka (MA), menang karena lawan mengundurkan diri
(UD), menang karena wasit menghentikan pertarungan (MHT), menang karena
diskualifikasi (MD), menang karena roboh (MR), dan tidak ada pertarungan
(TT).
- Sistem penilaian (Pasal 19) mengatur pada tarung
bebas putra, dan penilaiannya. Serangan dengan kaki (tendangan) ke arah
kepala/muka mendapat nilai 3, tendangan ke arah badan (nilai 2),
Tendangan yang mengakibatkan lawan goyah (4). Serangan dengan tangan
(pukulan) ke arah kepala/muka mendapat nilai 2, Pukulan ke arah badan
(nilai 1), Pukulan yang membuat lawan goyah/roboh (3).
Agresivitas
dan sportivitas di dalam melakukan teknik-teknik menyerang dan bertahan
dalam setiap ronde masuk dalam kriteria penilaian khusus dan mendapat
nilai 1.
Pengurangan
nilai/angka dapat diberikan ketika atlet melakukan pelanggaran yang
sama ataupun berbeda secara berturut-turut dalam ronde berjalan (nilai
-1), dan melakukan pelanggaran yang sangat membahayakan keselamatan diri
lawan dalam ronde berjalan (-2). Sementara kemenangan langsung
diberikan bilamana lawan tidak mampu lagi melanjutkan pertarungan.
-
Pasal berikutnya (20) mengatur kondisi robohnya seorang petarung.
Menjelang PON 2008, aturan ini diperketat antara lain pada saat roboh
dan mendapat hitungan ketiga kali, wasit bisa langsung menghentikan
pertarungan.
Teknik-teknik pertarungan
Dalam
pertarungan, secara ketat atlet harus menunjukkan teknik-teknik yang
baik agar kekhasan dan kualitas pertarungan tetap terjaga. Beberapa
teknik yang diatur, yaitu pada teknik tangan semua pukulan yang
dipelajari dalam tarung derajat
boleh digunakan (kecuali pukulan lurus), di antaranya pukulan cepat,
pukulan lingkar (atas, luar, dalam, bawah), kibas (atas, luar, dalam,
bawah) dan sentak (atas dan bawah). Teknik tangan lain yang
diperkenankan adalah teknik drop tangan.
Teknik kaki digunakan dalam dua fungsi, yaitu tendangan dan drop
(menahan serangan lawan). Tendangan yang diperbolehkan digunakan dalam
pertarungan, yaitu: tendangan lingkar dalam, tendangan samping,
tendangan belakang, tendangan kait depan, tendangan kait belakang, dan
tendangan melingkar belakang. Seluruh tendangan bisa digunakan dengan
teknik loncatannya.
Sasaran
pengenaan serangan dimulai dari pinggang (sabuk) ke atas akan mendapat
nilai dengan arah sasaran bagian depan dan samping badan atau kepala.
Bagian yang dilarang diserang adalah sekitar selangkangan, belakang
kepala dan belakang badan. Pengenaan sasaran diluar ketentuan di atas
akan mendapat pengurangan nilai bahkan dikeluarkan dari arena
pertarungan dan dinyatakan kalah.
Pasal-pasal
berikutnya mengatur soal mutasi, seragam dan ciri petarung (memakai
baju petarung berlengan pendek warna putih), pertemuan teknik,
bersalaman, tata tertib pertarungan hingga aturan tambahan.
Seni Gerak
Dalam nomor seni gerak, yang dipertandingan adalah:
A. Jurus/Rangkaian Gerak (Ranger)
1. Jurus yang dipertandingkan adalah jurus Dradjat II (Materi Baku Kurata IV).
2. Peserta minimal tingkat Kurata IV.
3. Jumlah peserta terdiri dari 3 orang peraga seni (bisa terdiri dari putra dan putri).
2. Peserta minimal tingkat Kurata IV.
3. Jumlah peserta terdiri dari 3 orang peraga seni (bisa terdiri dari putra dan putri).
B. Gerak Tarung (Getar)
1. Getar yang dipertandingkan adalah Gerak Tarung materi demo.
2. Peserta minimal tingkat Kurata IV.
3. Jumlah peserta terdiri dari 2 orang peraga seni.
2. Peserta minimal tingkat Kurata IV.
3. Jumlah peserta terdiri dari 2 orang peraga seni.
Sistem penilaian seni gerak terdiri dari
1. Hafal gerakan dengan teknik gerak yang baik dan benar.
2. Keserasian berpasangan.
3. Poin 1 dan 2 mencakup pada prinsip setiap gerakan harus mengandung 5 unsur daya gerak, yaitu : kekuatan, kecepatan, ketepatan, keberanian dan keuletan.
2. Keserasian berpasangan.
3. Poin 1 dan 2 mencakup pada prinsip setiap gerakan harus mengandung 5 unsur daya gerak, yaitu : kekuatan, kecepatan, ketepatan, keberanian dan keuletan.
Yang dimaksud dengan 5 unsur daya gerak pada Seni Gerak adalah :
Kekuatan,
artinya setiap gerakan dilakukan dengan bertenaga dan tidak kaku (keras
dan lentur), penuh semangat dan kesiapan fisik dan mental.
Kecepatan, artinya setiap gerakan adalah merupakan gerak refleks yang terlatih, sesuai dengan irama gerakan secara berpasangan.
Ketepatan, artinya gerakan yang dilakukan jelas sasaran (target) yang dituju dan maksudnya serta peruntukannya.
Keberanian, artinya gerakan dilakukan secara tidak ragu-ragu penuh kesungguhan, dilakukan dengan realistis dan rasional.
Keuletan,
Artinya gerakan-gerakan memiliki/mengandung nilai-nilai seni yang
tinggi, berangkai seperti air yang mengalir dengan memerhatikan 4 unsur
diatas tadi, yaitu kekuatan-kecepatan-ketepatan-keberanian.
0 komentar:
Posting Komentar